Sabtu, 27 Juli 2024

 

Edisi 10

 

Kamar 00

: Ita R.

 

Malam merisau

Dua b’las bidadari

Bermata jambon

 

Saat membuka mata

Terasa sekali di pertengahan malam

Dinding kamar ada bayangbayang

Timbul dan tenggelam dan samar

 

Kelepak sayap lelawa sungguh tak sudi kudengar

Sebab kesunyian terus juga mengalir mengisi kamar

Penuh bagai danau yang mengombak ngombak

Dan aku mengapung di atasnya tak ubahnya perahu kosong

 

Bayang bayang itu berloncatan memuati perahu

Berkayuh kayuh sampai tubuhku beroleng oleng

Malam semakin malam

Dan lelawa berkerumun entah dari mana mana

 

Mataku perih

Embun di ujung daun

Mencuci risau

 

Banjarbaru, 2016

 

 

171.

 

( Dalam Kamar 171 Kutuis Haiku )

 

1.

Sejauh mata

Di tubuh Lhokseumawe

Camar  bertutur

 

2.

Serasa mimpi

Kapal di atas rumah

Ganas tsunami

 

3.

Korban tsunami

Masih terdengar jerit

Kuburan masal

 

4.

Riwayat batu

Memorial tsunami

Taman Al Kautsar

 

5.

Taman syuhada

Rangkaian batu tasbih

Tsunami ya Rab

 

Aceh, 2016

 

 

172.

 

Di  Pantai Ulee Lheue

 

Permata pagi

Di  Pantai Ulee Lheue

Senyuman mekar

 

Sepanjang pantai mengalun ayat ayat ombak

Entah dari mana datangnya burung burung camar

Menebar cahya pagi begitu jambon di wajah laut

Perahu nelayan tampaknya sebentar lagi akan usai

 

Rajahan pagi

Di Pantai Ulee Lheue

Gadis kecilku

 

Gadis kecilku menari di pantai saat sunyi menyepi

Buih buih putih menyelimuti seluruh tubuhnya

Terdengar di sayap angin suara yang manja :

Desember nanti kita rayakan milad kakek di pantai ini

( Air mataku menetes membasahi memoriam  Tsunami )

 

Tidak beranjak

Di Pantai Ulee Lheue

Jambonnya pagi

 

Menyisir sepanjang pantai

Merenung ayat ayat ombak

 

Aceh, 2016

 

 

 

 

 

 

173.

 

Gaun Malam Kota Medan

 

Sekujur Medan

Beribu kunang kunang

Aku di awan

 

Melintas dari ketinggian ribuan kaki

Ribuan kunang kunang di rerimbun malam

Pendar cahaya  menguntai gaun khatulistiwa

Gaun malam kotanya Medan

 

Sekuntum wajah

Mekar bergaun malam

Harum senyuman

 

Siapa gerangan yang melambaikan tangan

Bergaun malam pendarnya cahaya di pintu kota

Sungguh harum mewangi sebuah senyuman

Membuka lipatan sebuah kenangan

 

Medan, 2016

 

 

174.

 

Malam Istigfar

 

Di tengah kota metropolitan yang hingar binger 

Malam istigfar di atas hamparan sajadah

Merenung dikedalaman kalbu

 

Malam memberi nafas yang lain

Terasa kamar diharumkan wanginya hajral aswad

Doa tangan gemetar mengalir air mata rindu

 

Ya Rabb jangan kau turunkan aku ke tempat lain

Melainkan ke King Abdul Aziz

Dan jika aku sampai di pintu Ka’bah karena atas rahmanrahinmu

Amin.

 

Jakarta, 2016

 

 

 

175.

 

Kubasuh Kalbu

 

Masjid Arrahmah

Kuapungkan diriku

Di Laut Merah

 

Sejauh jauh pandangan mata laut yang berombak tenang 

Air yang bening yang bercahaya kemilau

Bahrul-Ahmar membuka riwayat Nabi Musa menyelamatkan kaumnya

dari kejaran Firaun dan tentaranya

Dan tuhan ini terkubur di laut ini

 

Aku mengaca

Di bening Bahrul Ahmar

Membasuh kalbu

 

Jeddah, 2016

 

 

 

176.

 

( Dari Jendela Kamar 336 Kutulis Haiku Ketika  Melintas ribuan merpati )

 

1.

Gurun sahara

Berpayung pohon kurma

Percikan surga

 

2.

Pagi Madinah

Riuh s’ribu merpati

Menyebar cahya

 

3.

Masjid Nabawi

Dini hari yang hangat

Rahmat dan nikmat

 

4.

Rembulan emas

Di menara Nabawi

Ribuan doa

 

5.

Mencuci diri

Air mata sajadah

Di Masjid Quba

 

6.

Di makam Rasul

Dikedalaman kalbu

Munajat rindu

 

7.

Doa shalawat

Piddun ya wal akhirah

Husnul Khatimah

 

8.

Hamba semesta

Berbalut kain ihram

Tiada beda

 

9.

Musafir rindu

Penuhi panggilanMu

Ahad bagiMu

 

10.

Atas mahamu

Aku datang ya Rabi

Di pintu Ka’bah

 

Madinah-Makkah, 2016

 

177.

 

( Dalam Kamar 602  Kutulis Hiku )

 

1.

Panas membara

Di jalan Tanah Suci

Embun mengembang

 

2.

Melontar jumroh

Ibadah karna  Allah

Allahu Akbar

 

3.

Domba dan pisau

Saling merindu tuhan 

di tanah Mina

 

Mina, 2016

 

 

178.

 

( Di Kamar 515  Kutulis Haiku )

 

1.

Gurun Arafah

Cermin akhir hayat

Sonder dunia

 

2.

Mentari sejuk

Bagi orang beriman

Di Muzdalifah

 

3.

Maha pengasih

Allah jaga tamunya

Di Tanah Haram

 

4.

Padang Arafah

Saat surya terbenam

Alam munajat

 

5.

Alam semesta

Bertawaf sunnatulloh

MahaNya Ka’bah

 

6.

Mengejar cinta

Antara Safa - Marwah

Nikmat dahaga

 

7.

Safa ke Marwah

Lari  menapak gurun

Zam zam ya Rabbi

 

8.

Tiada punya

Hanyalah zikir ya rabb

Wukuf Arafah

 

9.

Air wuduku

Embun di Jabal  Rahmah

Saat berwukuf

 

10.

Menjelang senja

Putih Padang Arafah

Panjatan doa

 

Makkah, 2016

 

179.

 

Dalam Masjid Quba

 

Aku datang memenuhi panggilanmu ya Allah. Segala puji kemuliaan dan segenap kekuasaan adalah milikmu. Tiada sekutu bagimu. Maha esa engkau ya rabbi.

Di atas hamparan permadanimu shalatku bermuraqabah datang memenuhi panggilanmu. Tanganku yang tadzallul gemetar mengetuk pintu malakutmu.

 

Di atas hamparan permadanimu kucurahkan segala isi hatiku kerinduan yang dalam musafir yang fakir.

Doa yang mengalir di alir air mata memohon ampunan segala dosa kealpaan kesalahan kehilapan dan keridhoanmu. Engkau maha pengasih dan penyayang dan maha pengampun.

Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanatawwafil aakhirati hasanatawwaqinaa’adzaabannar

 

Hablunminallah. Subhanallah. Tiada jalan berliku dan bersimpang bertemu Allah. Alhamdulillah.

Di atas hamparan permadanimu air mataku bertasbih. Entah siapa

memandangku dengan tatapan yang sejuk. Anggukan yang damai di lubuk kalbu. Adalah senyuman harum di nafasku.

 

Di atas hamparan permadanimu berulang kali kuucap astagfirullah.

Tiada kesempurnaan hablunminannas. Sebab manusia itu sendiri membuat birokrasi yang mempersulit antara mereka.

Lahaula wala quawwata illabillahi al allyyi al adzimi

 

Madinah, 2016

 

 

180.

 

 

Saat Wukuf Di Arafah

 

Di atas Arafah matahari bertakbir. Batu batu berzikir.

Di hamparan cahaya takbir dan zikir aku datang menghadapmu

Aku datang hanya kepadamu

Menyerahkan diri atas maha sucimu tubuhku berbalut kain ihram

Seperti halnya aku berkain kapan manakala menghadap kehadiratmu

Aku datang memenuhi panggilanmu

Jadikan aku sebagaimana mereka yang engkau banggakan ya rabbi

Segala puji dan nikmat serta kekuasaan hanya milikmu

Aku bersaksi tiada sekutu bagimu.

Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada satu pun yang setara

Labbaik Allahumma labbaik

 

Jabal Rahmah rumah maha kasih sayang dan maha agungmu

Debar rinduku kaki tiada letih mendaki bukit menuju rumahmu

Dan akan kucurahkan segala isi hatiku

Rumahmu bertemunya Adam dan Hawa setelah dua ratus tahun terpisah

Udara panas Jabal Rahmah sejuk sampai dikedalaman kalbu

Tak siapa pun yang dapat mendustakan segala rahmat dan nikmatmu

Allahu Akbar

 

Labbaik Allahumma labbaik

Kami datang menghadapmu dari segenap penjuru dunia

Putih kain ihram tiada lagi perbedaan kedudukan dan suku bangsa

Tiada apa pun yang dibawa kecuali iman dan taqwa

Matahari akan tenggelam dan kami berkumpul menghadapmu

Memanjatkan segala doa memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan

 

Lebayung senja bertasbih mengantar matahari akan terbenam

Telah kupanjatkan doa doa yang panjang di jabarutmu

Dan yang terakhir ya rabbi semoga hajiku menjadi mabrur

Dan jika aku engkau panggil kehadiratmu ajalkan aku dalam Husnul Khotimah

Amin Yarabbal Alamin

 

Makkah,2016

 

******

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Antologi Puisi Arsyad Indradi KAMAR Desain Cover : Alvin Shul Vatrick   Penerbit : Kelompok Studi Sastra Banjarbaru Kalimantan S...