Sabtu, 27 Juli 2024

 

Edisi 7

 

Malam Ini Kurebut Hatinya

 

Lailat al-Baraa altar uslah

Membuka mata kalbu

Menyempurnakan syahadat

Membetulkan arah kiblat

 

Malam ini

malam yang penuh fitrah

Tangan gemetar menadah

iwa yang pasrah

Airmata sajadah titik

mengetuk pintu musyahadah

Malam ini kurebut hatinya

Allah Allah

 

Bbaru,2014

 

111

Dundang Merindu

Gunung Sagaling melahirkan Dusun Libaru

Danau kemilau danau kaca di kakinya

Waktu pagi membasuh mimpi

Humbut bangkala semanis masa kecil

 

Di tubuhnya kutugal cinta

Ingui kaririang di pohon para

Meletupkan buah para di panas hari

Melepaskan senja berganti malam

 

Dundang alahai dundang di jalan setapak

Menatap awan menatap negeri kasih didundangkan

Dundang kasih ibu bergayut angin berjuruh

Juruh alahai kasih ibu tak berhingga

 

Barabai,2014

 

Catatan :

Gunung Sagaling dan Dusun Libaru masuk wilayah Kabupaten HST Kalsel

Bangkala =  sejenis pohon enau bentuknya sebesar lengan tumbuhan hutan.

Humbut = umbut

Ingui = suara mendayu

Kaririang = sejenis lalat besar

Dundang = tembang,nyanyian

Alahai = aduhai, duhai

Juruh = air aren yang dimasak kental menjadi gula

 

 

 

 

112

 

RUH

 

Ruh

Pada tubuh

Kefanaan kian lusuh

Perjalanan yang teramat jauh

Persimpangan jalan pergumulan pikiran

Eksakta perhitungan semakin menjadi perhitungan

Adalah kemuskilan kesangsian kehidupan hanyalah cuma

Seperti mengejar bayang  di sepanjang khatulistiwa

Perburuan senantiasa menjadikan perbudakan

Kejikaan tuak  harapan

Maka apakah

Apa

Pada segala

Tawa  dalam tangis

Tangis dalam seribu tanya

Garis takdir selalu menakdir kehidupan

Manusia pada batang tubuh

 Fana tetaplah fana

Abadi yang

Ruh

 

Banjarbaru, 2014

 

 

113

 

FARIS

 

Gaza

Gaza Gaza

Gaza tanah nabi

Tak akan pernah mati

Walau beribubom kau jatuhkan disini

Negeri kami terus melahirkan para pejuang

Tanah suci tanah tempat kami menjemput syahadah

Darah kami yang tumpah tulangbelulang kami yang terserak

Adalah bendera negeri Palestina yang  selalu berkibar

Jerit anakanak yang kehilangan orangtuanya

Perih orangtua kehilangan anaknya

Semesta kehilangan suara

Kehilangan hatinurani

Faris

Faris Audah

Dengan sebongkah batu

Tak  gentar mengusir  kaumzionis

Apakah dunia bermalu

Faris Audah

Faris

Pejuang cilik

Semangat tanah nabi

Gaza Gaza

Gaza

 

 

Banjarbaru,2014

 

 

 

114

 

ZAITUN

 

Tin

Buah Zaitun

Adalah darah Palestina

Aku bersumpah dalam firmanku

Tapi orangorang memperebutkannya karena serakah

Dan mendustakannya  atas dirinya

Ialah munafikin kaumzionis

Hatinya iblis

Iblis

Demi Tin

Zaitun dan Thursina 

Lahir anakaanak pejuang Palestina

Adalah  bomwaktu   bagi  kaumzionis  Israil

Batu di tangan anakanak Palestina yang dilontarkan

Adalah  ayatayat firmanku  yang melontar jumrah Aqabah 

Kebencian yang meluluhlantakan tanah suci Palestina

Anakanak yang tersungkur  di bawah bendera

Mereka   wukuf   di padang   Arafah

Tetapi  kau  dustakan

Kau dustakan

Dusta

Demi Tin

Zaitun dan Thursina

Darah pejuang darahnya Palestina

Tak pernah mati

Demi Allah

Allah

 

Banjarbaru, 2014

 

 

 

 

 

115

 

Derita Dunia

Kusalibkan hidupku di dinding namamu
Tubuhku  adalah darah tetesan dosa
Sengketa manusia

Kupantek kedua tanganku
Amin mengalir deras sujud di kakimu
Aku anak adam asal muasal dari firmanmu

Bajarmasin, 10 Agts 2014

 

 

116

 

Jalan Kehidupan

 

Jangan berhenti sebelum matahari terbenam

Langkah yang diperhitungkan itu adalah arah

Hakikat kehidupan adalah tujuan

Maka jalan mana yang mesti ditempuh

 

Sebab kaum bertakdir 

Pejalan  zahir pikir yang fakir

Hatta usia pun ke mana arahnya

Pada poros bumi yang berputar

 

Di atas sajadah diri membetulkan kiblat

Membetulkan harihari usia

Fana kembali kepada kefanaan

 

Palangkaraya, 2014

 

 

 

117

 

Jembatan Pulau Bakut : Rindu Istriku Jingah

 

Orangorang tidak lagi memperhatikan sungai

Di kota sungaisungai dibunuh rumah dibantai gedung

Perkantoran pabrik mall hotel dan ruko

Orangorang tidak menjadikan lagi masalah adanya bencana

Karena malapetaka hal yang sudah biasa

 

Aku merindukan sampan perahu kapal yang berlalu lalang

yang memaknai kehidupan ini

Aku merindukan pasar terapung yang kini semakin tenggelam

Dan entah di mana kuburnya rumarumah lanting

Aku merindukan kejernihan sungai kini pembuangan limbah pabrik

Dan debu batubara

 

Menelusuri sungai Kapuas yang kini semangkin sempit dan dangkal

Semasa kecilku tempat bermain

Aku merindukan istriku yang tumbuh di tepi sungai

 

Aku suka bermain mandi di bawah sebatang pohon jingah

Ketika sakit tak bisa disembuhkan oleh obat yang lain

Kecuali kawin dengan jingah itu dengan maharnya kain hitam

Menurut adat dinamakan kawin jingah

Aku pun sembuh dan tak pernah sakit lagi bermain mandi

 

Jembatan Pulau Bakut tautan jiwa Kalimantan Selatan

dengan Kalimantan Tengah dan sejauh mata memandang

Tepian sungai Kuala Kapuas berderet bangunan megah

Dan gemerlap cahaya lampu membangkitkan kenangan masa lalu

 

Kuala Kapuas, 2014

 

 

 

 

118

 

 

Jejak Langkah

: Kiki

 

Akan terus kutulis puisi dari rahim patria

Berontak dari pasungan lingkungan kehidupan

Alir Kali Brantas adalah darah yang mengalir dari tubuh

Mengalir sampai ke muaramuara jiwa

 

Perempuan itu lahir dari rerumpun macapat

Lelatu aksara yang meletupletup dari jemari lentiknya

Terus kutulis puisi, katanya

Adalah hakikat perempuanku

Macapat demi negri

 

Tidak sudi terperangkap sejarah Kartini,katanya

Ketika menulis puisi dalam pelukan tembang ibu pertiwi

Rahayu

Kota Malang kutanam keyakinan

Jejak langkah menapak jalan hanacharaka

Menyusur jalan datasawala 

 

Ngantang, 2014

 

 

 

 

119

 

Kuda Mayangkara

 

Sangat perkasa kuda putih itu melompat ke atas menara

Di atas pelana lantang bersuara :

Arek arek jangan sampai padam api yang menyala di jiwamu

Api darah pahlawanmu yang tumpah menyala

 

Dari jembatan Wonokromo nampak kuda Mayangkara itu

Membuka lembaran sejarah

Tentara sekutu dan Belanda kembali ingin menjajah negri ini

Hangus dibakar semangat api yang berkobar

 

Merenung jiwa di perjalanan zaman yang  beribu perubahan

Tetapi kuda Mayangkara tetap tegar panas dan hujan

siang dan malam menerpa tubuhnya

Api tetap berkobar dalam jiwanya

Di sebuah kota yang megah bernama kota pahlawan

 

Surabaya,2014

 

 

120

 

Siak : Di Jematan Ini Kulabuhkan Cinta

 

Kota Siak Sri Indrapura hati terpaut

Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah penyebrang jiwa

Membaca sebuah kota tanah melayu tanah pusaka anak negri

Sarat sejarah yang tersohor sampai ke penjuru benua

 

Merenung Sungai Neretva Sungai Ocean River Sungai Cano Cristales

Lalu memandang Sungai Siak tentu tidak lah jauh berbeda

Sungai yang berarus tenang itu bila tidak dicemari limbah dan sampah

dari orangorang  yang tidak pernah peduli terhadap sungai

Putri Kaca Mayang yang bersemayam di jantungnya sangat berduka

 

Menelusuri jejak sejarah keperkasaan anak negri tanah melayu

di makam Laksamana  Raja di Laut

Di depan rumah panggung dua buah meriam dalam diam :

Masih terdengar dentuman dahsyat menyapu ombak

 

Pekanbaru, 2014

 

 

 

 

121

 

Siak : Kejayaan Tanah Melayu

          : Mady Lani

 

Di bantaran Sungai Siak 

Entah apa  di pipimu mengalir air mata

Ketika kusenandungkan  sebuah lagu kenangan

Putri Kaca Mayang mandi di air yang jernih mengaca

Dari rahimnyalah yang melahirkan sebuah kota yang elok

 

Terhapuslah duka lara di makam raja Siak

Membaca petuah yang di pahat di prasasti sejarah

Pusaka keramat tanah melayu yang tak  pupus di arus zaman

 

Di museum Laksamana Raja Di Laut

Kau belajar membaca mantra kejayaan tanah melayu

Aku berkata :  Anak negri mesti melestarikan kejayaan itu

 

Pekanbaru, 2014

 

 

 

122

 

Rakyat Itu Penyabar

 

Saat kamu mau minta pilih selalu saja bikin janji

Kami rakyat sudah sering dengar tapi kami sabar

 

Saat kamu sudah terpilih kamu melupakan janji

Kami rakyat sudah sering tahu kamu ingkar tapi kami sabar

 

Saat kami ingatkan janji kamu bilang nanti dipikirkan

Kami rakyat sudah sering tahu kamu berdiplomasi tapi kami sabar

 

Saat kamu minta maaf karena korupsi kamu katakan itu musibah

Kami rakyat tahu itu dagelan kamu tapi kami sabar

 

Saat APBN moratmarit kamu dengan mudah menaikkan pajak

Kami rakyat belum merasakan keadilan dan  kesejahteraan tapi kami sabar

 

Saat kamu mengizinkan investor asing masuk ke negeri ini

Kami rakyat tahu itu keuntungannya  bangsa asing tapi kami sabar

 

Saat kampanye pilpres kamu bersengketa saling memburuburukkan lawan

Kami rakyat  sangat sebel tapi  kami tetap sabar

 

Kamu tahu kami selalu sabar tetapi kamu tak mau memahami kesabaran kami

Karena kamu adalah kaum orang yang bebal

 

Jakarta,2014

 

 

 

 

123

 

Red Borneo : Bekasi Dalam Kenangan

 

Ingin menuju ke sebuah tempat tetapi yang dituju masih asing

Entah apa ada yang melihat di jariku sebingkai cincin permata

Red Borneo, katanya, sinar matanya begitu terpikat

Kupindahkan cincin itu ke jarinya sebagai tali persahabatan

Berjodoh buat Anda, kataku

 

Sepanjang jalan kami berbincang tentang batu permata

Orangorang banyak yang keliru setiap batu permata disebut akik

Sesungguhnya akik itu adanya hanya di Borneo dan di negri Yaman

Dan akik beragam jenis dan motif

 

Cincin permata berkhasiat bagi pemiliknya

Tetapi belum tentu semua permata berhasiat bagi seseorang

Melainkan menjadikan mudarat bagi orang itu

Sebab tergantung jodoh dan tali ikatan batin

 

Malam itu ada yang mengetuk pintu kamarku

Adalah seseorang di jari manisnya cincin permata akik : Red Borneo

Dan malam itu aku berada di sebuah jantung kota

Bekasi jalinan akrab dan manis dalam kenangan

 

Bekasi,2014

 

 

124

 

 

Kepayang Di Wajah Pirang

 

Ladang petani

Gadis berambut pirang

Di surya pagi

 

Sejuk nafas di seluas ladang menghijau

Dan di dangau pelepas penat kehidupan

Burung burung mengucapkan salam

Selamat pagi para insan yang merindu

 

Angin bersiul

Gadis pirang berdendang

Kemilau pagi

 

Dari dangau angin mengantar aroma

Harumnya si tubuh pirang dari bara membakar

Di bawah teduh rerimbun pohon mempelam

Sekawan lembu mengunyah rerumputan

 

Pagi mengepul

Harum tubuh si pirang

Riang pematang

 

Batang batang jagung gemulai di sepoi angin

Memakna kehidupan para petani

Tak lelah tulang belulang mengayun pacul

Kejujuran dan kesetiaan insan di desa

 

Nganjuk, 2014

 

 

 

125

 

Anglengdharma : Jayanya Bojonegoro

 

Yang bersemayam di lubuk bengawan

Aku datang dari sebrang lautan di kukus dupa di kukus manyan

Mendaki gunung menurun lembah hutan jati lestari

Datang sorangan mengetuk pintu riakmu  salam rahayu

 

Di tebing hari kelahiranmu aku membaca riwayatmu

Sungai yang mengalir yang mengalirkan serangkum sejarah

Dari tangan kasih sayang putri jelita ibu sebuah kota gemilang

Yang lahir dari rahim mahkota anak negri

 

Perahu naga yang megah muncul di permukaan Bengawan Solo

Anglengdharma dengan permaisurinya duduk di singgasana

Dan perahu buaya perahu ikan dan perahu jenis lainnya bermunculan

Sorak sorai anak negri menyambut dengan suka cita

 

Di bawah lampu yang gemerlap para pemangku dan sesepuh negri

Berhimpun dengan kidmat. Anglengdharma membaca puisi :

Bersatu hati membangun negri

 

Bojonegoro,2014

 

 

 

126

 

Semar : Api Tak Pernah Padam

 

Lampu padam :

Dari kepundan jiwa.  Semar melompat ke jagat Indonesia

Api hatinurani menyembur dari mulutnya.  Membakar tipu daya

Kemunafikan dan kebohongan sesiapa

 

Tubuhtubuh yang tumbang.  Tubuhtubuh pendosa

Dari kursikursi jabatan yang dilumuri ambisi : Angkara murka

Barisan api menabuh genderang. Hingga mayapada bergoncang

Dewadewa di sorgaloka pada keluar dari tapanya

 

Orangorang menyaksikan dalam alir nafasnya

Diamdiam menggali seluruh nyalinya yang tersimpan di dada

Api hatinurani akan terus menyala sepanjang masa

Karena Indonesia selalu  dilanda duka

 

Lampu menyala :

Asap api itu masih mengepul dari kepundan jiwa

Sebab alam selalu berputar dari porosnya

Membawa perjalanan peristiwa dari masa ke masa

 

Purworejo, 2014

 

Catatan :

Menyaksikan pentas monolog “Semar” karya

Thomas Haryanto Soekiran

Di Gedung Akbid Purworejo suatu malam.

 

 

 

 

 

127

 

Bintang Timur, Turunlah

 

Telah usai mappanretasi

Ombak yang kita lahirkan telah pandai menari

Terumbu karang, ganggang menabuh dinding karang

Pantai tak lagi merisau sunyi

Bagang bernyanyi tak pernah henti

 

Dan mitos

Nenek moyang mengajarkan

Bagaimana memelihara pusaka

Di semenanjung ini

 

Turunlah kita bercinta lagi

Di atas buih buih kehidupan

Malam purnama di gunung bamega

Kita lahirkan sebanyak banyak ombak cinta

 

Wayah pang sudah

Hari baganti musim

Wayah pang sudah

 

Turunlah yang mengabarkan hakikat cinta

Di relung anak babangsa di tanah leluhur

Maka kita tambatkan perahu yang telah mengarung

lautan yang tak pernah lelah menggelora

Pada dermaga cinta

 

 

Batulicin, 2014

 

 

 

128

 

Perawan Berjari Lentik Pembelah Batu

 

Dentang bukit kapur dentang nafas gadis gadis

Nun di timur merah darah perawan

Sebelum pagi beranjak sudah mengalir

Dari jemari lentik membangun kehidupan

 

Tangan tangan palu mungil bergudam berwaktu waktu

Jemari lentik memercik api di batu batu

Peluh debu kota menjadikan wajah wajah kapur

Di bukit ini sonder belantara sonder burung burung

 

Hanyalah desau angin dari lereng dan tebing

Dan gubuk gubuk berdaun ilalang

Menyimpan mimpi kemakmuran negeri

Sejarah melupakan keperawanannya yang tumpah di sini

Tetes airmata cinta yang mengalir dari anak negeri

yang lahir dari rahim ibunda pertiwi

 

Tersebab bukit bukit

Perawan gadis gadis pembelah batu

Gadis gadis batu

 

Di kulminasi bukit

Kau kah memantek batu munafik

Kota kota erotik

 

Kau dengar rawan dentang itu

Sehabis senja menyala damar purba

Darah perawannya menyimpan mimpi dalam gubuk duka

Tersebab bukit bukit batu bara

 

Di kulminasi bukit batu kapur

Kau memantek batu munafik

Darah perawan nun di timur

Mengalir di jari jari lentik

Fantastik

 

Sungai Danau, 2014

 

 

 

 

 

 

 

 

129

 

Kereta Api

 

Aku lah kereta api

meniti rel tulang belulangku

yang menghela sejumlah gerbong

sarat dengan kenangan

impian harapan angan-angan

suka dan duka

tangis dan airmata

cinta dan rindu

doa dan dosa

 

Gerbong adalah nasib dan takdir

beratap langit berlantai bumi

 

Aku lah kereta api

Musafir usia

menuju rumahmu, tuhan

 

Cilegon, 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Antologi Puisi Arsyad Indradi KAMAR Desain Cover : Alvin Shul Vatrick   Penerbit : Kelompok Studi Sastra Banjarbaru Kalimantan S...